Diprediksi Tumbuh Tahun Ini, Sektor Logistik Bisa Menekan Dampak Resesi Global

Isu Resesi Masih Jadi Ancaman Menakutkan Tahun Ini

Sejumlah lembaga di dunia telah memperkirakan pada tahun 2023 ini, ekonomi global bakal menghadapi tantangan berat, akibat resesi. Menurut berbagai literatur, resesi adalah periode penurunan tingkat ekonomi secara sementara dengan aktivitas di sektor perdagangan dan aktivitas industri yang semakin berkurang.

Resesi ekonomi juga ditandai dengan terjadinya penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) secara berturut-turut selama dua kuartal. Kondisi itu berdampak terjadinya penurunan PDB per kapita sehingga, daya beli masyarakat juga menurun.

Dana Moneter Internasional (IMF) telah menurunkan prediksi pertumbuhan ekonomi global menjadi hanya 2,9% pada 2023. Ini terjadi dikarenakan gejala resesi dunia yang telah terlihat di sejumlah negara maju.

Baca juga: Tahun Ini Bisnis Logistik Diprediksi Tumbuh Hingga 20% Dari Tahun Lalu

Menguatnya dolar Amerika Serikat terhadap mata uang semua negara dan tingginya suku bunga acuan bank sentral negara itu (The Fed), memburuknya kondisi bursa saham dunia, macetnya mesin ekonomi negara-negara maju, tingginya inflasi dan perang, adalah sederet gejala dan tanda terjadinya resesi.

Bagi sektor industri, kondisi resesi ini tentu menjadi persoalan serius yang harus dihadapi. Meski, sejatinya ada cara atau strategi yang bisa dijalani untuk berkelit dari himpitan kondisi ini.

Seperti diungkap Chairman Supply Chain Indonesia (SCI) Setijadi, bahwa reformulasi dan menata ulang sektor logistik k adalah kunci dari cara menghadapi resesi. Hal ini dilakukan untuk mencegah pelemahan daya beli masyarakat.

Efisiensi Logistik Menjadi Kunci Meminimalisir Dampak Resesi Global

Kuncinya, bagaimana menjadikan sektor logistik yang efisien dan efektif. Sebab, selama ini biaya logistik di Indonesia mencapai 26% dari PDB, sehingga jika biaya tersebut bisa ditekan maka produk hasil industri pun harganya juga bisa ditekan.

Baca juga : Ini Tantangan Bisnis Logistik Di Tahun 2023

Efisiensi logistik bisa diwujudkan dengan peningkatan efisiensi transportasi melalui peningkatan kompetensi personel, proses, dan teknologi. Kompetensi personil tidak hanya mencakup kompetensi teknis untuk aktivitas operasional harian (day-to-day operations), tapi juga kemampuan manajerial dan strategis.

Kemudian efisiensi proses dibutuhkan untuk melakukan upaya komunikasi, koordinasi, serta konsolidasi proses transportasi dan logistik yang cepat dan tepat. “Sedangkan penggunaan teknologi, termasuk teknologi informasi, tidak dapat ditawar lagi dalam meningkatkan produktivitas dan efisiensi operasional transportasi,” kata Setijadi.

Untuk menjawab persoalan tersebut, perusahaan harus lebih cerdik dalam memilih penyedia jasa logistik yang bisa dipercaya dan punya reputasi baik. Salah satunya PT Serasi Autoraya (SERA), anak perusahaan PT Astra International Tbk yang telah berpengalaman dan berkecimpung lama dalam industri ini.

SERA telah dikenal luas sebagai salah satu perusahaan transportasi dan logistik terbesar di Indonesia. Namun, seiring perjalanannya, SERA terus bertumbuh. Perusahaan yang awalnya bergerak dalam layanan jasa penyewaan kendaraan, kini telah menjelma menjadi perusahaan penyedia transportasi terbesar dan terdepan.

Baca Juga : Mengenal Lebih Jauh Transportasi Dan Logistik Di Indonesia

SERA kini memiliki banyak lini bisnis. Mulai dari penyewaan mobil dan angkutan penumpang berupa bus dengan bendera TRAC, jual beli mobil bekas yang populer dengan mobil88, jasa angkutan logistik SERA Logistik (SELOG), hingga perusahaan penyelenggara lelang dengan merek dagang IBID.

SERA juga menghadirkan solusi transportasi yang menyeluruh dengan basis teknologi dan informasi yang canggih, melalui fitur Astra Fleet Management Solution (FMS). Dengan begitu, pengelolaan proses transportasi menjadi lebih efektif, efisien, serta aman.

Astra FMS telah teruji secara efektif dalam berbagai lini bisnis yang dijalankan SERA. Yang mana terdapat fitur-fitur yang membuat pelanggan mudah dalam mengelola transportasi.

Konsumen dapat memantau kendaraan secara real time, meminimalkan waktu downtime, menganalisa kinerja pengemudi, hingga membuat biaya operasional kendaraan lebih efisien.