5 Cara Negosiasi Gaji saat Interview

Negosiasi gaji adalah salah satu momen paling penting dalam proses rekrutmen. Bagi banyak orang, tahap ini bisa jadi kesempatan emas untuk mendapatkan penghasilan lebih tinggi dari pekerjaan sebelumnya.

Secara sederhana, negosiasi gaji adalah proses perekrut dan calon karyawan mencapai kesepakatan atas besaran gaji berdasarkan tanggung jawab dan pengalaman kerja. Tahap ini dimulai setelah HRD menyampaikan tawaran kepada calon karyawan.

Sebuah studi menunjukan kalau calon karyawan yang menegosiasikan gaji bisa menerima tawaran hingga 25% lebih besar dibanding yang tidak melakukannya.

Meski begitu, masih banyak calon karyawan yang masih merasa canggung saat menjawab pertanyaan seputar gaji. Nah, biar lebih siap berikut ini 5 cara negosiasi gaji saat interview yang bisa coba diterapkan.

Baca juga: Lowongan Kerja Oktober 2025 SERA Grup Astra

5 Tips Negosiasi Gaji agar Dapat Penawaran Terbaik

1. Lakukan Riset Sebelum Interview

Langkah pertama adalah melakukan riset gaji sesuai posisi dan wilayah kerja yang dilamar. Cek kisaran gaji di situs lowongan kerja, laporan survei gaji, atau dari rekan yang bekerja di bidang serupa.

Selain itu, pelajari juga UMP dan UMK daerah tempat perusahaan berada. Karena hal ini bisa mempengaruhi standar penggajian. Dengan riset yang matang, kamu jadi punya gambaran realistis tentang angka yang bisa diajukan saat proses negosiasi.

2. Jangan Menyebut Angka Sebelum Ditanya

Saat wawancara, sebaiknya tunggu hingga HRD menyinggung soal gaji. Fokus dulu mendengarkan penjelasan mengenai tanggung jawab kerja, sistem kerja, dan ekspektasi perusahaan terhadap posisi tersebut.

Saat giliran kamu menjawab, sebutkan kisaran gaji, bukan angka pasti. Misalnya, “Saya berharap di kisaran 8–10 juta, menyesuaikan dengan tanggung jawab posisi ini.”

Langkah ini menunjukan bahwa kamu terbuka untuk bernegosiasi dan memahami nilai pasar.

3. Tunjukan Value dan Kemampuan

Saat negosiasi, tonjolkan nilai dan kompetensi yang kamu miliki. Ceritakan pengalaman, pencapaian, atau kontribusi yang bisa memberikan dampak positif bagi perusahaan.

Kalau masih fresh graduate, kamu bisa menonjolkan pengalaman magang, kegiatan organisasi, atau proyek selama kuliah yang relevan dengan posisi yang dilamar.

Baca juga: Cara Jawab Pertanyaan Kekurangan Diri saat Interview Kerja

Hindari menggunakan alasan pribadi seperti biaya hidup, cicilan, atau tanggungan keluarga. Perusahaan menggaji berdasarkan kinerja dan kemampuan, bukan kondisi pribadi.

4. Sesuaikan dengan Gaji Terakhir

Kalau kamu sudah pernah bekerja sebelumnya, jadikan gaji terakhir sebagai acuan saat menegosiasikan gaji baru. Tapi, sampaikan dalam bentuk kisaran, bukan angka pasti, untuk menjaga kerahasiaan profesional.

Misalnya: “Gaji terakhir saya berada di kisaran 9–10 juta, dan saya berharap bisa mendapatkan kompensasi yang lebih baik sesuai tanggung jawab baru ini.”

Strategi ini menunjukan kalau kamu realistis namun tetap menilai diri dengan percaya diri atas kemampuan yang dimiliki.

5. Tanyakan Benefit dan Fasilitas Lainnya

Gaji bukan satu-satunya bentuk kompensasi yang perlu dipertimbangkan. Kalau tawaran gaji berada di batas bawah ekspektasi, jangan langsung menolak. Tapi coba tanyakan mengenai benefit lain yang diterima, misalnya:

• Bonus atau insentif performa

• Tunjangan kesehatan dan asuransi

• BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan

• Cuti tahunan, program pelatihan, atau fleksibilitas kerja

Dengan begitu, kamu bisa melihat total value yang ditawarkan perusahaan, bukan sekadar nominal gaji pokok.

Baca juga: Apa Itu Job Fair dan Bagaimana Cara Sukses Dapat Kerja di Tempat

Selain memahami cara negosiasi gaji yang efektif, pastikan juga kamu melamar di perusahaan dengan budaya kerja positif dan prospek karir yang jelas.

Salah satunya sepertiPT Serasi Autoraya (SERA), perusahaan transportasi, logistik dan lelang yang bernaung di bawah Grup Astra.

Sejak berdiri pada 22 Maret 1990, SERA terus berkembang dan membuka kesempatan bagi talenta terbaik untuk bergabung di berbagai posisi strategis.