SERA
SERA
SERA
SERA
SERA
SERA

NLE Masih Jadi Fokus Pemerintah Untuk Pertumbuhan Logistik di 2024

Sejumlah kalangan dan lembaga memproyeksikan perekonomian Indonesia pada 2024 masih akan tumbuh, melanjutkan pencapaian selama 2023. Meski tingkat pertumbuhan ekonomi pada 2024 ini diperkirakan masih lebih rendah dibanding tingkat pertumbuhan selama 2022.


Pemerintah memprediksi pertumbuhan ekonomi nasional pada 2023 tumbuh 5,1 persen dan pada 2024 sebesar 5,2 persen. Sementara Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional berada di kisaran 4,7-5,5 persen.


Sedangkan Bank Dunia memproyeksikan ekonomi Indonesia pada tahun ini tumbuh 4,9 persen. Adapun IMF memperkirakan tumbuh sebesar 5,0 persen, dan Asian Development Bank (ADB) sebesar 5,0 persen.


Terkait dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional itu, Chief Executive Officer Supply Chain Indonesia (SCI), Setijadi menyebut sektor logistik berpotensi menjadi pendorong dalam pertumbuhan ekonomi yang melambat tersebut.


Potensi itu terlihat dari kontribusi sektor transportasi dan pergudangan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dalam beberapa tahun terakhir.


Baca juga : Mengenal LCL, Istilah Logistik Dalam Pengiriman Barang


Mengacu pada data Badan Pusat Statistik triwulan III-2023, SCI memperkirakan kontribusi sektor transportasi dan pergudangan pada 2023 mencapai Rp1.245 triliun atau tumbuh 14,99 persen. Sedangkan pada 2024 ini mencapai Rp1.436 triliun atau tumbuh 14,16 persen.


Industri Logistik Dunia Menghadapi Tantangan Besar

Namun demikian, tidak bisa dimungkiri, sektor logistik saat ini juga menghadapi tantangan yang tidak ringan. Salah satu tantangan terbesar itu adalah masih berlangsungnya konflik di Eropa dan Timur Tengah yang berdampak pada arus logistik maritim global di Laut Merah dan Laut Hitam.


Menurut Associate Professor (Hon) bidang Pengelolaan Rantai Suplai (Supply Chain Management) R. Beni Adi Setiawan, konflik tersebut telah menyebabkan ketidakstabilan politik, keamanan dan ekonomi di kawasan, dan berpengaruh pada jalur perdagangan internasional.


Akibatnya, muncul kesulitan dalam mendapatkan kontainer kosong, kenaikan biaya transportasi, dan keterlambatan pengiriman barang.


Beni Adi berpendapat, untuk mengatasi tantangan ini, semua pemangku kepentingan mulai dari pelaku usaha logistik, pemerintah, asosiasi, dan mitra bisnis, baik di dalam maupun luar negeri, harus bekerjasama untuk mencari solusi yang efektif dan efisien.


Pemanfaatan teknologi digital, seperti sistem informasi, aplikasi, dan platform online, untuk meningkatkan visibilitas, koordinasi, dan integrasi rantai pasok harus dilakukan.


“Kita juga harus memperluas jaringan dan kerjasama dengan pelaku logistik di kawasan lain, seperti Asia Tenggara, Asia Timur, dan Afrika, untuk menciptakan alternatif dan diversifikasi pasar,” ujarnya dalam keterangan resmi yang dirilis di Jakarta, Senin (1/1/2024).


Baca juga : Memasuki Tahun Politik, Begini Proyeksi Pertumbuhan Sektor Logistik


Solusi Pertumbuhan Industri Logistik Dalam Negeri

Sementara itu, Kepala Lembaga National Single Window Agus Rofiudin mengatakan pemerintah telah menyiapkan langkah untuk menghadapi tantangan seperti. Salah satunya dengan National Logistics Ecosystem (NLE).


"Kolaborasi digital dalam satu platform (NLE), akan memastikan kelancaran pergerakan arus barang ekspor dan impor, maupun pergerakan arus barang domestik, baik antardaerah dalam satu pulau, maupun antar pulau," papar Agus.


Dengan penerapan NLE itu, maka sektor logistik diharapkan memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian nasional. Oleh karena itu, NLE hingga kini masih menjadi fokus perhatian pemerintah.


Terlebih, Bank Dunia menilai kinerja logistik nasional memang belum ideal hingga saat ini. Dalam Logistics Performance Index (LPI) 2023, Bank Dunia masih menempatkan kinerja logistik Indonesia di peringkat 63 dengan nilai 3.0. Biaya logistik nasional pun masih tergolong tinggi, yaitu 14,29 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).


"Perdagangan memungkinkan suatu negara mengkonsumsi barang dan jasa yang lebih murah dari negara lain berdasarkan keunggulan komparatifnya. Sedangkan FDI mendorong transfer teknologi serta modal manusia dan perbaikan kelembagaan dari negara maju ke negara berkembang," ungkap Agus.


Baca juga : Proyeksi Bisnis Logistik Di 2024, Siap-siap Cuan


NLE Mempermudah Proses Logistik

Oleh karena itu, lanjut Agus, NLE menyederhanakan proses bisnis layanan pemerintah di bidang logistik, mengkolaborasikan sistem layanan logistik swasta baik domestik maupun internasional.


Selain itu memudahkan transaksi pembayaran penerimaan negara dan fasilitasi pembayaran antar pelaku usaha logistik, dan penataan tata ruang kepelabuhanan dan jalur distribusi barang.


Kondisi tersebut dimungkinkan dengan konsep dasar NLE yang terdiri empat pilar. Pertama, simplifikasi proses bisnis layanan pemerintah dan swasta. Kedua, kolaborasi platform logistik.


Kemudian yang ketiga adalah kemudahan pembayaran, dengan skema single billing. Keempat penataan tata ruang, dengan penerapan kebijakan yang membuat pergerakan barang lebih efisien.


Semua pilar NLE konkretnya berupa layanan Sistem Pelayanan Online Satu Pintu atau Single Submission (SSm), yang terus dikembangkan oleh Lembaga National Single Window.


Layanan SSm Pengangkut, SSm Perizinan, dan Single Submission Quarantine Customs (SSm QC/SSm Pabean Karantina) diberlakukan untuk memangkas tahapan proses bisnis, mengurangi proses repetisi dan duplikasi dengan satu kali submission, serta mempermudah pengurusan layanan logistik pemerintahan.


Baca juga : Mengenal Jasa Logistik Dan Perbedaannya Dengan Freight Forwarding


Meski, konsep ideal tersebut harus didukung dalam pelaksanaannya di lapangan, khususnya oleh perusahaan jasa logistik. Mereka juga harus profesional, efektif dan efisien bukan hanya dalam proses atau waktu saja, tetapi juga dalam hal biaya.


Salah satu perusahaan logistik itu adalah SELOG yang merupakan lini bisnis dari PT Serasi Autoraya atau SERA, serta bagian dari PT Astra International Tbk yang telah berpengalaman dan berkecimpung lama dalam industri ini.


SERA yang pada awalnya perusahaan jasa sewa kendaraan, kini telah menjelma menjadi perusahaan penyedia transportasi yang terbesar dan terdepan.


Dengan pengalaman 32 tahun lebih dan terus berinovasi, SERA menawarkan layanan jasa logistik yang efektif, efisien, dengan kualitas tinggi melalui perusahaan SERA Logistic (SELOG).


SELOG hadir untuk memenuhi kebutuhan pelanggan akan jasa logistik end to end dengan layanan yang berbeda-beda. Mulai dari Contract Logistics, Shipping Services, Shipping Agency, Freight Forwarding Warehouse and Yard Management, serta Courier Services.


Layanan SELOG juga didukung pengguna teknologi digital terkini yang tidak hanya memudahkan, tetapi juga efektif dan efisien bagi bisnis pelanggan.


Melalui Astra Fleet Management Solution (FMS), SELOG menyediakan solusi komprehensif dalam pengelolaan kendaraan dan transportasi di Indonesia dengan  berbasis teknologi informasi.


Perusahaan ini juga memiliki armada kendaraan yang senantiasa terawat kondisi maupun kelengkapannya, sehingga siap digunakan setiap saat. Untuk mengetahui profil SERA dan layanan yang diberikan, termasuk SELOG, Anda bisa mengunjungi situs resmi   https://www.sera.astra.co.id/


390
Tags
SELOG